21 Apr 2013

Aritmia

Penyakit jantung disinyalir merupakan pembunuh no. 1 di seluruh dunia. Aritmia merupakan salah satu gangguan pada jantung.

Aritmia adalah gangguan ritme detak jantung karena adanya masalah di bagian sistem elektrik yang berfungsi untuk mengatur detak jantung atau kekurangan kalsium. Kalsium merupakan batere jantung, satu detakan membutuhkan 1 ion kalsium.

Kebanyakan penderita tidak menyadari ada indikasi aritmia. Normalnya detak jantung adalah 60-100 bpm, sedangkan dalam keadaan olahraga normalnya 120-180 bpm. Catatan, pada saat tidur, manusia normal heart rate-nya 45 bpm.

Gejalanya detak jantung berdegup kencang atau melambat, pusing, sesak napas, terasa sakit di dada.



Aritmia terdapat 4 jenis, yaitu:
  1.  Atrial fibrillation, jantung berdenyut demikian cepat dan tidak teratur. Aritmia ini membutuhkan terapi, khususnya karena gangguan ini menyimpan risiko terjadinya stroke.
  2. Paroxysmal atrial tachycardia, timbul satu periode jantung berdetak sangat cepat, tetapi iramanya masih teratur. Sekalipun seringkali melahirkan perasaan takut pada penderitanya, jenis gangguan irama jantung ini biasanya tidak berbahaya.
  3. Denyut ektopik, jantung memiliki denyut ekstra atau tambahan. Seringkali tidak dibutuhkan terapi khusus, kecuali detak tambahan tersebut terjadi berturut-turut atau timbul bersamaan dengan problem jantung lainnya (seperti penyakit jantung bawaan).
  4. Takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel, jantung berdenyut demikian cepat dan gagal memompa darah keluar jantung. Kondisi ini sangat berbahaya dan perlu ditangani secepatnya.
Aritmia dapat dideteksi menggunakan alat EKG dan/atau holter monitor.

Apa itu EKG? EKG adalah singkatan dari elektrokardiogram. Gunanya merekam aktivitas kelistrikan jantung pada waktu tertentu. Alatnya tuh terdiri dari kabel-kabel yang ditempel pada bagian tubuh tertentu. Kemudian direkam dan diterjemahkan dalam bentuk grafik oleh elektrokardiograf. Mirip seismograf gitu, ya bedanya objeknya tuh jantung. Kaya gini nih...



Karena gejala aritmia ga dirasain setiap waktu, makanya alat ini kurang efektif untuk mendeteksi adanya indikasi aritmia. Untuk memastikannya lebih lanjut, digunakanlah holter monitor. Fungsi keseluruhan sama, tapi secara fisik beda. Holter monitor alatnya mirip seperti MP3 player yang jadul, ada kabel yang terpasang untuk ditempeli pada bagian tubuh tertentu. Alat ini akan merekam detak jantung selama 24 jam dan disimpan dalam bentuk digital. Dari situ bisa dilihat adanya indikasi aritmia atau tidak. Alatnya kaya gini nih..


Pemakaian holter juga mewajibkan pengguna untuk mencatat kegiatan yang dilakukan selama 24 jam. Agar dapat diketahui pemicu aritmia, apakah saat kelelahan atau sedang belajar, dll.


Agenda pengguna holter
Hasil holter
Orang-orang yang paling beresiko menderita aritmia adalah sebagai berikut:
  1. Penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kolesterol tinggi
  2. Penderita tekanan darah rendah (hipotensi)
  3. Penderita jantung koroner
  4. Penderita diabetes
  5. Penyuka kopi dan minuman soda
  6. Sedang mengkonsumsi obat-obat kimia tertentu
Untuk mengobati aritmia bisa dengan mengonsumsi obat-obatan, atau nutrisi alami seperti Dycepsin, AA Kalsium, dan renuvs. Ada juga alat canggih yang bisa mengatasi aritmia dalam sekali waktu, yaitu Ablasi. Ablasi terdiri dari 2 macam, ablasi konvensional dan ablasi 3D.


Teknologi ablasi 3D adalah suatu tindakan untuk mengatasi gangguan irama jantung dengan menggunakan pemetaan 3-dimensi (3D Mapping) dari struktur jantung. Teknologi ablasi 3-dimensi dapat memetakan secara sistematis konduksi listrik jantung sehingga dapat diketahui letak sumber aliran listrik abnormal dengan lebih tepat.

Nah, itu dia soal aritmia. Bagi pasien, tetap semangat dan lakukan pengobatan yang dianggap baik dan ideal!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"We are what we repeatedly do" Aristoteles

.