26 Okt 2012

Stand-up comedy

Stand-up comedy tuh salah satu genre melawak yang baru-baru ini booming di Indonesia. Secara harfiah artinya komedi berdiri, tapi bukan orang yang ngelawak dengan cara berdiri terus diem aja. Pelaku stand-up comedy yang biasa disebut comic membawakan lawakannya di atas panggung seorang diri, biasanya di depan penonton langsung, dengan cara bermonolog mengenai sesuatu topik.

Genre lawak ini berbeda jauh sama lawakan yang suka ada di tipi-tipi sekarang. Kaya mukulin gabus ke orang atau dandan aneh-aneh yang sebenernya agak garing juga. Garing banget malah.



Karena stand-up comedy bukan ngelawak yang asal-asalan, di sini ada yang disebut materi. Materi adalah bahan lawakan yang dibawakan oleh comic yang biasanya mereka buat sendiri. Dalam penyampaian materi bisa menggunakan format seperti Set Up,  Punch, dan Rule of Three.

Set Up
Bagian yang garing dari sebuah joke/bit, fungsinya ngebikin penonton penasaran. Saat mendengarkan Set Up suatu bit, penonton memikirkan 1st Story.
Contoh: "Saya ini suka sekali beli sepatu..."

Punch
Bagian yang lucu dari sebuah joke/bit, berfungsi untuk menyodorkan kejutan kepada penonton. Saat mendengarkan Punch suatu bit, penonton memikirkan 2nd Story.
Contoh: "...karena di mana - mana beli sepatu itu beli 1 gratis 1, beli yang kiri dapat juga yang kanan."

Rule of Three
Format suatu bit yang memberi tiga contoh sesuatu, tapi contoh yang ketiga adalah Punch.
Contoh Rule of Three: "Setiap kali bertemu perempuan saya selalu ingin memandangi, memeluk,..."
Punch-nya: "...lalu menamparnya."

Comic ga usah berusaha untuk jadi lucu, mereka sih kalem-kalem aja. Biar penonton menertawakan materinya, bukan comicnya. Dalam materi juga mereka harus membawakan lawakan yang terdiri dari beberapa part, bukan satu cerita yang panjang. Malah story telling dong entar.


Di Indonesia sendiri, Stand-up comedy sebenarnya udah ada dari dulu. Comic-comic yang beken pada jaman dulu seperti (alm) Taufik Savalas, Butet Kertaradjasa dan Ramon P. Tommybens. Dan akhir-akhir muncul comic-comic baru seperti Pandji Pragiwaksono, Asep Suadji dan Raditya Dika. Ada juga Ryan Adriandhy sebagai juara ke-1 Stand-up comedy Indonesia 1 dan Ge Pamungkas sebagai juara ke-1 Stand-up comedy Indonesia 2.



Nah, kalo menurut aku sih stand-up comedy tuh emang genre lawak kelas atas. Keren banget dibanding physical comedy yang jelas-jelas garing. Kenapa gitu? Karena gini deh, stand-up comedy tuh comicnya berdiri sendiri di hadapan penonton. Mereka harus punya materi yang disuguhin, berarti comic harus melakukan riset sebelum melawak. Bayangin kalo physical comedy yang cuman pukul-pukul, atau pake gaya yang aneh-aneh. Plis.

Tapi pro-kontra bakal tetep ada. Mau penggemar stand-up kek, physical comedy kek. Yang penting tetep Bhineka Tunggal Ika ye hahaha.

Twitter: @StandUpIndo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"We are what we repeatedly do" Aristoteles

.